Artikel Pengertian Cerpen, pantun, Wawancara, Berita,

Home » » Artikel Pengertian Cerpen, pantun, Wawancara, Berita,

Pengertian Cerpen
Cerpen  (cerita  pendek)  adalah  karangan  pendek  yang  berbentuk  prosa. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa,  dan  pengalaman.  Tokoh  dalam  cerpen  tidak  mengalami  perubahan nasib.

Ciri - Ciri dari sebuah cerpen adalah
·         Bentuk tulisannya singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
·         Terdiri  kurang dari 10.000 kata.
·         Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.
·         Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja.
·         Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya saja.
·         Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
·          Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat. 
·         Sanggup  meninggalkan  kesan  mendalam  dan  mampu  meninggalkan  efek pada perasaan pembaca.
·         Menceritrakan  satu  kejadian,  dari  terjadinya  perkembangan  jiwa  dan  krisis,tetapi  tidak  sampai    menimbulkan  perubahan  nasib.
·         Beralur tunggal dan lurus.
·         Penokohannya  sangat  sederhana,  singkat,  dan  tidak  mendalam.

Unsur dan ciri khas

Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda menurut pengarang nya. Cerpen mempunyai 2 unsur yaitu:

Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur intrinsik cerpen mencakup:
·         Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
·         Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
·         Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
1.   Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2.   Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3.   Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
1.   Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
2.   Penampilan masalah: bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita.
3.   Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
4.   Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5.   Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
·         Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
1.   Dialog tokoh
2.   Penjelasan tokoh
3.   Penggambaran fisik tokoh
·         Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.

Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
·         Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
·         Latar belakang kehidupan pengarang
·         Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan




Puisi

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
1.   Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
2.   Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.
3.   Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.

Unsur-unsur puisi

Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi

Struktur fisik puisi

Struktur fisik puisi terdiri dari:
·         Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
·         Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
·         Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
·         Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
·         Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
·         Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima Struktur batin puisi
Struktur batin puisi terdiri dari
·         Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
·         Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.

Pantun


Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).

Peran pantun

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata.
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Struktur pantun

Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi.
Berikut ini adalah jenis-jenis puisi lama:

1. MANTRA
Pengertian Mantra adalah kata atau ucapan yang mengandung hikmah dan kekuatan gaib. Kekuatan mantra dianggap dapat menyembuhkan atau mendatangkan celaka. Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat kepercayaan.

2. PERIBAHASA

3.  PANTUN
Pengertian Pantun merupakan puisi lama yang etrdiri atas empat baris. pantun juga bisa merupakan peribahasa sindiran.
Menurut bentuknya, pantun dibedakan menjadi:
- Pantun biasa

- Seloka: merupakan pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

- Pantun orangtua: biasanya berisi tentang nasihat, agama, dan adapt

- Pantun jenaka: pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengarnya, ataupun terkadang sebagai cara untuk saling menyindir dalam suasana penuh keakraban, supaya tidak mudah tersinggung.

4.  SYAIR
Pengertian Syair merupaka puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang selalu berakhiran dengan bunyi yang sama

5.  GURINDAM
Pengertian Gurindam merupakan sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat
Gurindam, Pantun, Syair, dan Talibun merupakan bagian dari puisi lama. Pengarang karya sastra lama termasuk puisi lama biasanya anonim atau tidak diketahui.

# Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri atas 2 baris, semuanya merupakan isi dan menunjukkan hubungan sebab akibat
# Pantun 
merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas 4 baris, memiliki rima (persamaan bunyi) dengan baris pertama dan edua merupakan sampiran dan baris ketiga dan ke empat merupakan isi
# Syair
Syair merupakan puisi lama yang terdiri atas 4 baris per bait. Semua baris merupakan isi
# Talibun
Talibun merupakan puisi lama yang hampir mirip dengan pantun, bedanya hanya pada julah baris. Jumlah baris pada talibun lebih dari 4 baris.


 



Wawancara

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.

Jurnalistik

Dalam bidang jurnalistik wawancara menjadi salah satu cara mendapatkan informasi bahan berita. Wawancara biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang wartawan dengan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita. Lazimnya dilakukan atas permintaan atau keinginan wartawan yang bersangkutan.
Sedangkan dalam jumpa pers atau konferensi pers, wawancara biasanya dilaksanakan atas kehendak sumber berita.

Bentuk wawancara

Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
1.   Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2.   Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3.   Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4.   Wawancara pribadi.
5.   Wawancara dengan banyak orang.
6.   Wawancara dadakan / mendesak.
7.   Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi seputar materi topik pembicaraan baik oleh nara sumber maupun wartawan.

Jenis-Jenis wawancara

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
·         Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
·         Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
·         Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.

Sikap-Sikap yang Harus Dimiliki Pewawancara

Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai berikut:
·         Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
·         Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
·         Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
·         Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah




KATA SAPAAN
DEVINISI KATA SAPAAN
KATA SAPAAN adalah kata yang dipergunakan untuk menyapa seseorang. 

BEBERAPA MACAM KATA SAPAAN
1. Kata sapaan Kekerabatan : Kakek, Nenek, Bapak(Ayah), Ibu, Paman, Bibi, Abang, Kakak, Adik,  Ananda,    
    Mas, Mbak, dsb.
2. Kata sapaan Jabatan/gelar : Dokter, Suster, Camat, Bupati, Guru, Profesor, dsb.
3. Kata sapaan Nama diri : Amir, Hasan, Edi, Ruli, dsb.
4. Kata sapaan kata ganti : Kamu, Engkau, Saudara, Anda, Tuan, Nyonya, Nona
5. Kata ganti/ kerabat diikuti nama : Saudara Hasan, Bapak Susanto, Ibu Amir, dsb.
6. Kata Sapaan Hormat : Paduka Yang Mulia (PYM), Yang Terhormat (Yth.), Nyonya, Tuan, dsb.
7. Kata Sapaan netral/biasa : Din (Dina), Al (Ali), Wi (Dewi), dsb.
8. Kasar : Cebol, Gendut, Brengsek, dsb.

 CONTOH PENGGUNAAN DALAM KALIMAT
* Ibu bertanya kepada Ayah, “Pukul berapa, Ayah berangkat ke Jakarta?”
   Penjelasan : Kata “Ayah” adalah kata sapaan, karena untuk menyapa orang kedua (orang yang diajak  
   berbicara).

KATA ACUAN
* Jika kata kekerabatan tersebut digunakan untuk menyebut orang  pertama (orang yang berbicara)
    atau menyebut orang ketiga (orang yang dibicarakan), kata-kata itu disebut kata acuan.
*  Contoh: Ayah berkata, “Sampaikan kepada ibu bahwa hari ini, Ayah akan terlambat pulang dari  
    kantor.” 
    Penjelasan : Kata “ibu” adalah kata acuan pengganti orang pertama (=aku) dan Kata “Ayah” adalah
  kata acuan pengganti orang ketiga (=dia) dalam kalimat.

Sapaan Dalam Bahasa Indonesia

Kata sapaan adalah kata yang digunakan untuk menegur sapa orang yang diajak berbicara (orang kedua) atau menggantikan nama orang ketiga. Berikut adalah beberapa contoh kata yang dapat digunakan sebagai kata sapaan.
(1) Nama diri, seperti Toto, Nur.
(2) Kata yang tergolong istilah kekerabatan, seperti bapak, ibu, paman, bibi, adik, kakak, mas, atau abang.
(3) Gelar kepangkatan, profesi atau
jabatan, seperti kapten, profesor, dokter, soper, ketua, lurah, atau camat.
(4) Kata nama, seperti tuan, nyonya, nona, Tuhan, atau sayang.
(5) Kata nama pelaku, seperti penonton, peserta, pendengar, atau hadirin.
(6) Kata ganti persona kedua Anda.
Penggunaan kata sapaan itu sangat terikat pada adat-istiadat setempat, adat kesantunan, serta situasi dan kondisi percakapan. Itulah sebabnya, kaidah kebahasaan sering terkalahkan oleh adat kebiasaan yang berlaku di daerah tempat bahasa Indo­nesia tumbuh dan berkembang. Namun, yang perlu diingat dalam hal ini adalah cara penulisan kata kekerabatan yang digunakan sebagai kata sapaan, yakni ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh:
(1) Adik sudah kelas berapa?
(2) Selamat pagi pro(fesor).
(3) Hari ini kapten bertugas di mana?
(4) Setelah sampai di Yogyakarta, Tuan akan menginap di mana?











BERITA
adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.
Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita.
Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun yang buta huruf.
Pentingnya 5 W + 1 H dan Piramida Terbalik
Menulis berita bukan sekedar mencurahkan isi hati. Sebuah berita harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, aktual, dan informatif. Tidak seperti menulis karangan yang mendayu-dayu. Kualitas berita tentu harus memenuhi kriteria umum penulisan, yaitu 5W+1H yang sudah menjadi ‘sego jangan’ (di luar kepala) buat seorang jurnalis. Selain syarat tersebut, sebenarya ada juga syarat yang juga wajib dimengerti oleh seorang jurnalis, yaitu persyaratan bentuk. Dalam jurnalistik syarat bentuk ini lebih sering dikenal dengan sebutan ‘Piramida Terbalik’. Kenapa disebut Piramida Terbalik, karena bentuknya memang mirip dengan piramida mesir namun posisinya terbalik.
Mengapa kedua hal ini disebut sebagai dasar menulis bagi wartawan. Kedua teknik ini juga bisa, dan memang efektif, dipakai oleh penulis non-wartawan, termasuk bloger
5W=1H adalah singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah artikel biasa atau berita biasa.
Artikel berbentuk berita memiliki struktur unik: Inti informasi ditulis pada alinea awal (disebut sebagai "lead" atau "teras berita"; biasanya satu hingga dua paragraf), data-data penting menyusul pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan tambahan, dan diakhiri dengan informasi lain yang bukan bersifat informasi utama. Inilah yang disebut sebagai piramida terbalik.
Piramida Terbalik adalah sebuah struktur penulisan atau bentuk penyajian sebuah tulisan yang umum dilakukan seorang wartawan. Kenapa harus menggunakan metode Piramida Terbalik, tentu maksudnya adalah agar pembacara dapat segera mengetahui inti dari berita yang ingin diketahuinya. Apalagi disaat seperti sekarang yang serba cepat. Berita online misalkan, sebaiknya dalam menyampaikan berita langsung ke pokok beritanya. Informasi- informasi penting (inti) disajikan di awal paragraf, selanjutnya informasi pendukung mengikuti paragraf berikutnya.
Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea awal.
Bagi wartawan maupun redaktur, akan memudahkan dalam penulisan dan editing berita, karena mereka lebih fokus pada pokok pikiran berita yang mereka tuliskan. Sedangkan redaktur pun akan sangat mudah dalam menyunting ataupun memotong berita, tinggal menghapus paragraf-paragraf akhir yang dianggap tidak terlalu penting. Sedangkan bagi media dengan penulisan Piramida Terbalik ini, akan menghemat space halaman.
Sifat Berita
1.  Aktual (baru). Hal-hal yang baru lebih memiliki nilai berita dibandingkan hal-hal yang terjadi sudah lama.
2.  Jarak (jauh/ dekat). Khalayak lebih tertarik akan kejadian yang terjadi di sekitar mereka dibandingkan dengan kejadian di tempat yang lebih jauh.
3.  Penting. Sesuatu menjadi berita saat dianggap penting, karena berpengaruh pada kehidupan langsung, contoh: UU larangan merokok.
4.  Akibat. Sesuatu menjadi berita karena memiliki dampak yang besar, contoh: penayangan film Fitna di situs YouTube.
5.  Pertentangan/ konflik.
6.  Seks. Contohnya seperti perceraian, perselingkuhan, dan lain sebagainya
7.  Ketegangan. Contohnya seperti saat-saat pelantikan presiden.
8.  Kemajuan-kemajuan. Inovasi baru atau perubahan.
9.  Emosi, segala sesuatu yang apabila dikabarkan akan membuat marah, sedih, kecewa. Contohnya: pemberitaan tentang bayi baru lahir yang ditemukan di tempat sampah.
10.              Humor.

Bertelepon dengan Kalimat Efektif

1. Telepon sebagai Sarana Berkomunikasi
Kamu tentunya pernah menyampaikan atau menerima suatu pesan, berita, informasi, dan sebagainya melalui telepon, bukan? Saat ini bukan hal yang aneh dan mewah lagi, bahwa penggunaan telepon sudah menjadi kebutuhan primer di masyarakat. Bahkan anak kecil pun sudah banyak yang menggunakan alat komunikasi jarak jauh ini. Dalam KBBI (2005) disebutkan bahwa telepon adalah pesawat dengan listrik dan kawat untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya atau percakapan yang disampaikan melalui pesawat.
Telepon merupakan sarana komunikasi yang sangat penting  peranannya dalam kehidupan manusia. Sarana komunikasi jenis telepon ini tidak hanya mengatasi kendala jarak dan waktu, tetapi memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Maksudnya, berkomunikasi dengan telepon dapat dilakukan kapan saja dan di mana pun berada.

Kesantunan berbahasa dalam bertelepon meliputi pilihan kata, ungkapan, ekspresi, dan susunan kalimat saat berbicara.
Contoh kalimat yang efektif dan bahasa yang santun dalam bertelepon:
1. Halo, selamat siang. Bisa minta tolong bicara dengan Bapak Rudi?
2. Salah sambung? Oh, maaf kami telah mengganggu Bapak.

2. Tata Cara Bertelepon
Cara menelepon yang menyenangkan dan efisien berpengaruh terhadap citra kepribadian seseorang maupun kewibawaan suatu instansi. Berikut beberapa tata cara yang perlu kamu perhatikan dalam bertelepon.
a . Jika kamu sebagai penelepon, hendaknya memerhatikan hal-hal berikut.
1)      Meyakinkan kebenaran nomor telepon yang hendak dihubungi agar tidak salah sambung.
2)      Menyiapkan pokok pembicaraan yang akan disampaikan agar pembicaraan tidak melantur.
3)      Pembicaraan dilakukan dengan singkat dan jelas.
b. Jika kamu sebagai penerima telepon, hendaknya memerhatikan hal-hal berikut.
1)      Memerhatikan keadaan dan berbicara dengan sopan serta ramah saat menerima telepon.
2)      Menyediakan alat untuk mencatat hal-hal penting

Bagian-bagian dalam percakapan melalui telepon:
1)      salam pembuka (perkenalan catat saat menerima telepondiri),
2)      pembuka percakapan,
3)      Menyebutkan identitas
4)      Bertanya dengan sopan maksud penelepon
5)      inti pembicaraan dicatat.
6)      penutup diri.
7)      salam penutup.

3.Memerankan  Percakapan Melalui Telepon
1.      Kamu diajak untuk melakukan kegiatan di bawah ini.
2.      Memerankan percakapan melalui telepon dengan menggunakan teks percakapan pada contoh di atas.
Menyusun teks percakapan  melalui telepon dengan ilustrasi berikut.
- Bentuklah kelompok dalam kelasmu yang terdiri atas empat orang!
- Kamu menelepon temanmu bernama Diana untuk meminta buku komik yang dipinjamnya seminggu yang lalu. Akan tetapi, saat itu Diana tidak ada di rumah dan penerima telepon adalah Ibu Dewi.
Kamu lalu menitip pesan kepada Ibu Dewi agar Diana segera mengembalikan buku itu.
3 . Berdasarkan hasil tulisanmu, praktikkan di depan kelas dengan teman pasanganmu! Guru akan menunjuk dua pasang siswa untuk mempraktikkan di depan kelas.
4. Latihan Bertelepon
Perankan contoh teks percakapan berikut di depan kelas bersama temanmu! Gurumu akan menunjuk tiga pasang siswa untuk memerankannya.

Dodi : “Halo, selamat pagi.”
Ibu Ratna : “Selamat pagi.”
Dodi : “Benarkah ini nomor 8977878, rumah Ibu Ratna? Ini dari Dodi.”
Ibu Ratna : “Benar, Dodi. Apakah Ibu bisa membantu?”
Dodi : “Maaf, Bu. Hari ini saya tidak masuk sekolah. Saya sakit, Bu. Saya mohon izin dulu dan surat izinnya saya titipkan Lulu.”
Ibu Ratna : “Ya, baik. Beristirahatlah yang cukup supaya lekas sembuh.”
Dodi : “Terima kasih, Bu. Saya rasa cukup sekian dulu. Selamat pagi.”
Ibu Ratna : “Terima kasih kembali. Selamat pagi.”







KARANGAN NARASI

Karangan merupakan karya catat hasil dari aktivitas seseorang untuk mengungkap ide serta menyampaikanya melewati bahasa catat pada pembaca untuk dipahami. lima type karangan yang umum didapati dalam sehari-harinya yaitu narasi, gambaran, eksposisi, argumentasi, serta persuasi.

NARASI dengan sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. pada narasi ada momen atau perihal dalam satu urutan waktu. didalam perihal itu ada juga tokoh yang menghadapi satu konflik. ketiga unsur berbentuk perihal, tokoh, serta konflik merupakan unsur pokok sesuatu narasi. bila ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu dimaksud plot atau alur. lantas, narasi yaitu cerita yang di uraikan menurut plot atau alur.
narasi bisa diisi fakta atau fiksi. narasi yang diisi fakta dimaksud narasi ekspositoris, namun narasi yang diisi fiksi dimaksud narasi sugestif. perumpamaan narasi ekspositoris yaitu biografi, autobiografi, atau cerita pengalaman. namun perumpamaan narasi sugestif yaitu novel, cerpen, cerbung, maupun cergam.

pola narasi dengan sederhana berupa susunan dengan urutan awal – sedang – akhir.
• awal narasi umumnya diisi pengantar yakni memperkenalkan situasi serta tokoh. sisi awal mesti dibikin menarik supaya bisa mengikat pembaca.

• sisi sedang merupakan sisi yang memunculkan satu konflik. konflik lantas diarahkan menuju klimaks cerita. sesudah konfik timbul serta meraih klimaks, dengan berangsur-angsur cerita dapat mereda.

• akhir cerita yang mereda ini mempunyai langkah pengungkapan berbagai macam. ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada juga yang berupaya menggantungkan akhir cerita mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

langkah menyusun narasi ( terlebih yang berupa fiksi ) condong dikerjakan melewati sistem kreatif, diawali dengan melacak, mendapatkan, serta menggali ide oleh dikarenakan itu, cerita dirangkai gunakan rumus 5 w + h, yang bisa disingkat jadi adik simba.
. ( what ) apa yang dapat dikisahkan,
2. ( where ) dimana seting/lokasi ceritanya,
3. ( when ) kapan peristiwa-peristiwa berjalan,
4. ( who ) siapa pelaku ceritanya,
5. ( why ) kenapa peristiwa-peristiwa itu berlangsung, dan
6. ( how ) bagaimana cerita itu di uraikan.

Naras Fiksi dan Non Fiksi


Sebagaimana defnisi karangan narasi di atas, membedakan karangan narasi menjadi dua bagian fiksi dan non fiksi dapat lebih memperjelas bentuk karangan narasi.

Karangan narasi fiksi ialah karangan narasi yang mengisahkan cerita, peristiwa, atau kejadian tidak nyata sesuai dengan imajinasi penulis. Masuk dalam kategori ini adalah karangan narasi dalam bentuk tulisan novel, cerpen, legenda, dan lain-lain. Sebaliknya, karangan narasi non fiksi berupa cerita, kejadian, atau peristiwa yang nyata berdasarkan investigasi (penyelidikan), observasi (pengamatan langsung), atau riset referensi. Masuk dalam kategori ini adalah karangan narasi dalam bentuk penulisan sejarah, biografi, autobiografi, berita (baik straight news maupun depth news), dan lain-lain.

Tujuan Menulis Karangan Narasi 

Dalam setiap bentuk penulisan, penulis tentu melakukannya dengan tujuan tertentu. Untuk karangan narasi, setidaknya karangan tersebut bisa berfungsi untuk; 1) memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan; dan 2) Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

Ciri-Ciri Karangan Narasi

Pembaca dapat dengan mudah menemukan sebuah tulisan dalam bentuk karangan narasi, sebagaimana unsur penting yang ada dalam karangan narasi di atas. Dalam bentuk yang sederhana, penulis atau pembaca juga dapat melihat berdasar cirri khasnya. Ada banyak ciri-ciri yang bisa menunjukkan bahwa sebuah tulisan adalah tulisan narasi. Setidaknya beberapa hal berikut bisa menjadi di antara tanda tulisan narasi:

1. Terdapat perbuatan atau tindakan yang mengakibatkan masalah dan penyelesaian.
2. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
3. Dirangkai dalam urutan waktu.
4. Berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”
5. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
6. Ada konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik
7. Memiliki nilai estetika
8. Terkadang dibumbuhi dengan sudut pandang penulis

Jenis-jenis narasi

Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)


Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Narasi Sugestif

Narasi informatif






Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

Pengertian Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain. Kalimat hasil kutipan pembicaaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya. Bagian ujaran/ucapan diberi tanda petik (“….” ) dapat berupa kalimat perintah, berita, atau kalimat tanya. 

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan ucapan atau ujaran orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya berbentuk kalimat berita


:: Ciri-Ciri Kalimat Langsung dan Tidak Langsung ::

Ciri- ciri Kalimat Langsung:
1. Bertanda petik dalam bahasa tertulis.
2. Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
3. Berkemungkinan susunan :
    a. pengiring/kutipan
    b. kutipan/pengiring
    c. kutipan/pengiring/kutipan
4. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
5. Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.
6. Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).
7. Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.
8. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.

Ciri- ciri kalimat tidak langsung:

a. Tidak bertanda petik.
b. Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.
c. Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
+ kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
+ kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.
+ kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
d. Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dan sebagainya.
e. Bagian kutipan semuanya berbentuk kalimat berita.



./ Contoh Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Setelah kita mengenal mulai dari devinisi dan ciri-ciri kalimat langsung dan tidak langsung, dibawah ini beberapa contoh kalimat langsung dan tidak langsung juga sebagai pelengkap setelah kita belajar langsung pada prakteknya dari merubah kata langsung menjadi tidak langsung maupun sebaliknya.



::
 Contoh kalimat langsung ::
Berikut beberapa contoh kalimat langsung:

1. Robi berkata, “Panas sekali cuaca hari ini”.
2. “Tolong ambilkan obat!” kata Ibu kepada Rani.
3. “Kamu harus isitirahat yang cukup dan jangan dulu keluar rumah selama beberapa hari,”kata dokter kepadaku.
4. Bu Guru bertanya, “Diantara kalian, siapa yang bercita-cita ingin menjadi astronot?”
5. Desmon berkata,” Ani nanti pulangnya saya antar!”
6. ” Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.
7. ” Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria.
8. ” Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.

::
 Contoh kalimat tidak langsung ::
1. Robi mengatakan bahwa cuaca hari ini panas sekali.
2. Ibu mengatakan kepada Rani untuk mengambilkan obat.
Dokter berkata kepadaku bahwa aku harus istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah selama beberapa hari.
4. Bu Guru menanyakan kepada kami adakah diantara kami yang bercita-cita menjadi astronot.
5. Desmon mengatakan bahwa dia nanti akan mengantarkan Ani kalau pulang.
6. Hamid menanyakan tentang kapan bukunya saya kembalikan.
7. Tria meminta agar dia dibelikan mobil baru.
8. Hamid berkata bahwa dia akan datang nanti malam.
9. Dani mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas.

Perubahan Kata Ganti Kalimat Langsung ke Tak Langsung
Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:
Kata Ganti Kalimat Langsung —> Kata Ganti Kalimat Tak Langsung
Saya —> Dia
Kamu —> Saya
Kalian —> Kami
Kami —> Mereka
Kita —> Kami

Gagasan Utama
             Gagasan utama adalah pikiran utama yang terdapat dalam bacaan. Sebuah paragraf selalu memiliki kalimat utama yang menjadi gagasan utamanya. Gagasan utama disebut juga gagasan pokok, pikiran utama, pokok pembicaraan, pokok pikiran, tema, atau topik. Bersama dengan gagasan penjelas, gagasan pokok menjadi inti sebuah paragraf.
Strategi dan Tips dalam Menentukan Gagasan Utama dalam Paragraf
Kalimat utama dalam satu paragraf selalu terletak di awal atau di akhir paragraf, kecuali pada paragraf deskripsi. Pada paragraf deskripsi, kalimat utama dapat berada di tengah paragraf.
Perhatikanlah contoh paragraf berikut ini!
            Puluhan gedung Puskesmas di tingkat kecamatan dan kelurahan di Jakarta Timur ada dalam kondisi tidak baik. Beberapa di antaranya memiliki bangunan yang hampir runtuh. Sebanyak 53 Puskesmas dari 88 bangunan sudah mulai rusak. Kebanyakan tembok Puskesmas sudah mulai retak dan kusennya dimakan rayap.
 Gagasan pokok paragraf di atas adalah puluhan Puskesmas di Jakarta Timur rusak.
 Contoh kalimat utama di awal paragraf
             Puluhan gedung Puskesmas di tingkat kecamatan dan kelurahan di Jakarta Timur ada dalam kondisi tidak baik. Beberapa di antaranya memiliki bangunan yang hampir runtuh. Sebanyak 53 Puskesmas dari 88 bangunan sudah mulai rusak. Kebanyakan tembok Puskesmas sudah mulai retak dan kusennya dimakan rayap.
 Contoh kalimat utama di akhir paragraf
             Orang yang merokok akan terkena penyakit jantung. Selain itu, paru-paru juga yang akan terganggu. Dampak yang lain berkaitan dengan keturunan. Seseorang perokok sangat berpotensi mengalami kemandulan. Bagi ibu hamil, jika dia perokok, janin dalam kandungannya akan mengalami gangguan. Itulah bahaya merokok.
Pengertian Paragraf
             Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf juga sering disebut denganalinea. Alinea menjadi bagian sebuah karangan yang penulisannya dimulai dengan garis baru. Semoga mengerti 
Gagasan utama paragraf lazim disebut ide pokok paragraf atau pokok pikiran paragraf atau pikiran utama paragraf. Gagasan utama paragraf adalah gagasan yang terdapat di dalam kalimat utama, yang diperjelas oleh gagasan penjelas, dan yang menjadi inti/pokok pembahasan suatu paragraf. Oleh karena itu, gagasan utama paragraf itu sama dengan ide pokok paragraf, pokok pikiran paragraf, atau pikiran utama paragraf.
Gagasan penjelas paragraf adalah gagasan yang terdapat di dalam kalimat penjelas, yang berfungsimemperjelas gagasan utama, dan tidak menjadi inti/pokok pembahasan suatu paragraf. Gagasan penjelas bisa berupa contoh-contoh, bukti-bukti, data-data, fakta-fakta, penjabaran, detail, dan lain sebagainya yang digunakan untuk memperjelas gagasan utama.
Contoh:
          (1) Rumah temanku sungguh tampak mewah mengagumkan. (2) Dinding-dinding rumah bagian dalam dihiasi permata. (3) Lantainya terbuat dari marmer. (4) Pintu-pintu kamar terbuat dari emas. (5) Meja kursi terbuat dari bahan alumunium dan monel.
Antara gagasan dan kalimat itu ibarat nyawa dan raganya. Kalimat adalah raga atau fisiknya, sedangkan gagasan adalah nyawa atau ruhnya. Tadi sudah dibahas bahwa kalimat utama dalam paragraf contoh tersebut adalah kalimat 1, sedangkan kalimat penjelasnya adalah kalimat 2 s.d. 5. Oleh karena itu, gagasan utama paragraf tersebut adalah rumah temanku mewah mengagumkan(gagasan kalimat 1), sedangkan gagasan penjelasnya adalah dinding rumah dihiasi permatalantai terbuat dari marmerpintu kamar terbuat dari emas, dan meja-kursi terbuat dari alumunium dan monel (gagasan kalimat 2 s.d. 5).
Contoh:
          (1) Selama Mei 2010 ini Aremania mengumpulkan dana sumbangan. (2) Dana yang terkumpul itu dibelikan beragam bahan kebutuhan hidup, seperti beras, gula, teh, kopi, mie instan, dan lain-lain. (3) Setelah itu, bahan-bahan tersebut mereka bagi-bagikan ke berbagai panti asuhan. (4) Hal itu membuktikan, Aremania adalah suporter yang memiliki kepedulian sosial.
Sebelumnya, sudah kita bahas bahwa kalimat utama dalam paragraf contoh tersebut adalah kalimat 4, sedangkan kalimat penjelasnya adalah kalimat 1, 2, dan 3. Oleh karena itu, gagasan utama paragraf tersebut adalah Aremania adalah suporter yang memiliki kepedulian sosial (gagasan kalimat 4), sedangkan gagasan penjelasnya adalah Aremania mengumpulkan dana sumbangandana yang terkumpul dibelikan beragam bahan kebutuhan hidup, dan bahan-bahan kebutuhan hidup dibagikan ke berbagai panti asuhan (gagasan kalimat 1, 2, dan 3).
.
Share this article :