Artikel Pengertian Cerpen, pantun, Wawancara, Berita,
Home »
» Artikel Pengertian Cerpen, pantun, Wawancara, Berita,
Pengertian Cerpen
Cerpen
(cerita pendek) adalah karangan pendek yang
berbentuk prosa. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang
penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman. Tokoh
dalam cerpen tidak mengalami perubahan nasib.
Ciri - Ciri dari
sebuah cerpen adalah
·
Bentuk tulisannya singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
·
Terdiri kurang dari 10.000 kata.
·
Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun
orang lain.
·
Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah
tunggal atau sarinya saja.
·
Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi
pelakunya saja.
·
Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
·
Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal
masyarakat.
·
Sanggup meninggalkan kesan mendalam dan
mampu meninggalkan efek pada perasaan pembaca.
·
Menceritrakan satu kejadian, dari terjadinya
perkembangan jiwa dan krisis,tetapi tidak
sampai menimbulkan perubahan nasib.
·
Beralur tunggal dan lurus.
·
Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan
tidak mendalam.
Unsur dan ciri khas
Karena
pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak.
Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung
eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang
dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot
dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian,
akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat
mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti
banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda
menurut pengarang nya.
Cerpen mempunyai 2 unsur yaitu:
Unsur Intrinsik
Unsur
intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur intrinsik
cerpen mencakup:
·
Tema adalah ide pokok sebuah cerita,
yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
·
Latar(setting) adalah tempat,
waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana
berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita
berlangsung.
·
Alur (plot) adalah susunan
peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. Alur
maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu
kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2. Alur
mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3. Alur
campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur
meliputi beberapa tahap:
1. Pengantar:
bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal
cerita.
2. Penampilan
masalah: bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita.
3. Puncak
ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik
telah memuncak.
4. Ketegangan
menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan
kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian
/ resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
·
Perwatakan
Menggambarkan
watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu
melalui:
1. Dialog
tokoh
2. Penjelasan
tokoh
3. Penggambaran
fisik tokoh
·
Nilai (amanat) adalah pesan atau
nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.
Unsur Ekstrinsik
Unsur
ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara
tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur
ekstrinsik meliputi:
·
Nilai-nilai dalam cerita (agama,
budaya, politik, ekonomi)
·
Latar belakang kehidupan pengarang
·
Situasi sosial ketika cerita itu
diciptakan
Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create)
adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk
kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan
pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan
rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan
dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai
perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain
itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke
dalam keadaan hatinya.
Baris-baris
pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal
tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan
pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus
diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi
tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan'
yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan
sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun
beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin
memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu
'pemadatan kata'. Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan
lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Di
dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi
itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran
langsung dengan kasar.
Di
beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering
dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka
enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
Dalam
sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
1.
Tekanan dinamik yaitu tekanan
pada kata- kata yang dianggap penting.
2.
Tekanan nada yaitu tekanan tinggi
rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud,
dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa
dan sebagainya.
3.
Tekanan tempo yaitu cepat lambat
pengucapan suku kata atau kata.
Unsur-unsur
puisi
Unsur-unsur
puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi
Struktur fisik puisi
Struktur
fisik puisi terdiri dari:
·
Perwajahan puisi
(tipografi),
yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi
kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat
menentukan pemaknaan terhadap puisi.
·
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair
dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata
dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat
mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata.
·
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan
perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa
yang dialami penyair.
·
Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap
dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan
dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju: melambangkan
kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa”
dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
·
Gaya bahasa,
yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi
prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa
disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars
pro toto, totem
pro parte, hingga paradoks.
·
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi,
baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima Struktur batin puisi
Struktur batin puisi
terdiri dari
·
Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran
bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik
makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
·
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair
terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Pantun
Pantun merupakan salah satu
jenis puisi lama yang sangat
luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti
"petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan,
dalam bahasa
Sunda dikenal
sebagai paparikan,
dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa).
Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan),
setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola
a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya
merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua
bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran
adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya
agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian
kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris
terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk
kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina
merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun
adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Peran pantun
Sebagai
alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan
menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata
sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata
bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara
sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di
kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun
menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata.
Namun
demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian
pesan.
Struktur pantun
Menurut
Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama
untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena
pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun
pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran
membayangkan isi.
Berikut ini adalah jenis-jenis puisi
lama:
1. MANTRA
Pengertian Mantra adalah kata atau ucapan yang mengandung
hikmah dan kekuatan gaib. Kekuatan mantra dianggap dapat menyembuhkan atau
mendatangkan celaka. Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada mulanya
bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat
kepercayaan.
2. PERIBAHASA
3. PANTUN
Pengertian Pantun merupakan puisi lama yang etrdiri atas
empat baris. pantun juga bisa merupakan peribahasa sindiran.
Menurut bentuknya, pantun dibedakan
menjadi:
- Pantun biasa
- Seloka: merupakan pantun berkait yang
tidak cukup dengan satu bait saja, sebab pantun berkait merupakan jalinan atas
beberapa bait.
- Pantun orangtua: biasanya berisi
tentang nasihat, agama, dan adapt
- Pantun jenaka: pantun yang bertujuan
untuk menghibur orang yang mendengarnya, ataupun terkadang sebagai cara untuk
saling menyindir dalam suasana penuh keakraban, supaya tidak mudah tersinggung.
4. SYAIR
Pengertian Syair merupaka puisi lama yang tiap-tiap bait
terdiri atas empat baris yang selalu berakhiran dengan bunyi yang sama
5. GURINDAM
Pengertian Gurindam merupakan sajak dua baris yang
mengandung petuah atau nasihat
Gurindam,
Pantun, Syair, dan Talibun merupakan bagian dari puisi lama. Pengarang karya
sastra lama termasuk puisi lama biasanya anonim atau tidak diketahui.
# Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri atas 2 baris, semuanya merupakan isi dan menunjukkan hubungan sebab akibat
# Pantun
merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas 4 baris, memiliki rima (persamaan bunyi) dengan baris pertama dan edua merupakan sampiran dan baris ketiga dan ke empat merupakan isi
# Syair
Syair merupakan puisi lama yang terdiri atas 4 baris per bait. Semua baris merupakan isi
# Talibun
Talibun merupakan puisi lama yang hampir mirip dengan pantun, bedanya hanya pada julah baris. Jumlah baris pada talibun lebih dari 4 baris.
# Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri atas 2 baris, semuanya merupakan isi dan menunjukkan hubungan sebab akibat
# Pantun
merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas 4 baris, memiliki rima (persamaan bunyi) dengan baris pertama dan edua merupakan sampiran dan baris ketiga dan ke empat merupakan isi
# Syair
Syair merupakan puisi lama yang terdiri atas 4 baris per bait. Semua baris merupakan isi
# Talibun
Talibun merupakan puisi lama yang hampir mirip dengan pantun, bedanya hanya pada julah baris. Jumlah baris pada talibun lebih dari 4 baris.
Wawancara
Wawancara (bahasa Inggris: interview)
merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara
narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang
pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang
diwawancarai.
Ankur
Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat
dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu
posisi, jurnalis, atau
orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun
mencari informasi.
Jurnalistik
Dalam
bidang jurnalistik wawancara menjadi salah satu cara mendapatkan informasi bahan berita. Wawancara
biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang wartawan dengan seseorang
atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita. Lazimnya dilakukan atas
permintaan atau keinginan wartawan yang bersangkutan.
Sedangkan
dalam jumpa pers atau konferensi
pers, wawancara biasanya dilaksanakan atas kehendak sumber berita.
Bentuk wawancara
Bentuk-bentuk
wawancara antara lain:
1.
Wawancara berita dilakukan untuk mencari
bahan berita.
2.
Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan
terlebih dahulu.
3.
Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat
pesawat telepon.
4.
Wawancara pribadi.
5.
Wawancara dengan banyak orang.
6.
Wawancara dadakan / mendesak.
7.
Wawancara kelompok dimana serombongan
wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
Sukses
tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh
perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang
simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias
komunikatif. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh
penguasaan permasalahan dan informasi seputar materi topik pembicaraan baik
oleh nara sumber maupun wartawan.
Jenis-Jenis wawancara
Ditinjau
dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
·
Wawancara bebas
Dalam
wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun
harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang
diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak
terkendali.
·
Wawancara terpimpin
Dalam
wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang
lengkap dan terinci.
·
Wawancara bebas terpimpin
Dalam
wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan
wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa
pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.
Sikap-Sikap yang Harus
Dimiliki Pewawancara
Saat
melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak
kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk
itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai
berikut:
·
Netral; artinya, pewawancara tidak
berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh
responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden,
baik yang menyenangkan atau tidak.
·
Ramah; artinya pewawancara menciptakan
suasana yang mampu menarik minat si responden.
·
Adil; artinya pewawancara harus bisa
memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan
sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
·
Hindari ketegangan; artinya,
pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang
dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan
tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara
harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah
KATA SAPAAN
DEVINISI KATA
SAPAAN
KATA SAPAAN adalah kata yang dipergunakan untuk menyapa seseorang.
BEBERAPA MACAM KATA SAPAAN
1. Kata sapaan Kekerabatan : Kakek, Nenek, Bapak(Ayah), Ibu, Paman, Bibi, Abang, Kakak, Adik, Ananda,
KATA SAPAAN adalah kata yang dipergunakan untuk menyapa seseorang.
BEBERAPA MACAM KATA SAPAAN
1. Kata sapaan Kekerabatan : Kakek, Nenek, Bapak(Ayah), Ibu, Paman, Bibi, Abang, Kakak, Adik, Ananda,
Mas, Mbak, dsb.
2. Kata sapaan Jabatan/gelar : Dokter, Suster, Camat, Bupati, Guru, Profesor, dsb.
2. Kata sapaan Jabatan/gelar : Dokter, Suster, Camat, Bupati, Guru, Profesor, dsb.
3. Kata sapaan Nama
diri : Amir, Hasan, Edi, Ruli, dsb.
4. Kata sapaan kata
ganti : Kamu, Engkau, Saudara, Anda, Tuan, Nyonya, Nona
5. Kata ganti/
kerabat diikuti nama : Saudara Hasan, Bapak Susanto, Ibu Amir, dsb.
6. Kata Sapaan
Hormat : Paduka Yang Mulia (PYM), Yang Terhormat (Yth.), Nyonya, Tuan, dsb.
7. Kata Sapaan
netral/biasa : Din (Dina), Al (Ali), Wi (Dewi), dsb.
8. Kasar : Cebol,
Gendut, Brengsek, dsb.
CONTOH PENGGUNAAN DALAM KALIMAT
* Ibu bertanya kepada Ayah, “Pukul berapa, Ayah berangkat ke Jakarta?”
Penjelasan : Kata “Ayah” adalah kata sapaan, karena untuk menyapa orang kedua (orang yang diajak
CONTOH PENGGUNAAN DALAM KALIMAT
* Ibu bertanya kepada Ayah, “Pukul berapa, Ayah berangkat ke Jakarta?”
Penjelasan : Kata “Ayah” adalah kata sapaan, karena untuk menyapa orang kedua (orang yang diajak
berbicara).
KATA ACUAN
* Jika kata kekerabatan tersebut digunakan untuk menyebut orang pertama (orang yang berbicara)
* Jika kata kekerabatan tersebut digunakan untuk menyebut orang pertama (orang yang berbicara)
atau menyebut orang ketiga (orang yang dibicarakan), kata-kata itu disebut kata
acuan.
* Contoh: Ayah berkata, “Sampaikan kepada ibu bahwa hari ini, Ayah akan terlambat pulang dari
* Contoh: Ayah berkata, “Sampaikan kepada ibu bahwa hari ini, Ayah akan terlambat pulang dari
kantor.”
Penjelasan : Kata “ibu” adalah kata acuan pengganti orang pertama (=aku) dan Kata “Ayah” adalah kata acuan pengganti orang ketiga (=dia) dalam kalimat.
Penjelasan : Kata “ibu” adalah kata acuan pengganti orang pertama (=aku) dan Kata “Ayah” adalah kata acuan pengganti orang ketiga (=dia) dalam kalimat.
Sapaan
Dalam Bahasa Indonesia
Kata sapaan adalah kata yang digunakan untuk menegur sapa orang
yang diajak berbicara (orang kedua) atau menggantikan nama orang ketiga.
Berikut adalah beberapa contoh kata yang dapat digunakan sebagai kata sapaan.
(1) Nama diri, seperti Toto, Nur.
(2) Kata yang tergolong istilah kekerabatan, seperti bapak, ibu,
paman, bibi, adik, kakak, mas, atau abang.
(3) Gelar kepangkatan, profesi atau
jabatan, seperti kapten, profesor, dokter, soper, ketua, lurah, atau camat.
jabatan, seperti kapten, profesor, dokter, soper, ketua, lurah, atau camat.
(4) Kata nama, seperti tuan, nyonya, nona, Tuhan, atau sayang.
(5) Kata nama pelaku, seperti penonton, peserta, pendengar, atau
hadirin.
(6) Kata ganti persona kedua Anda.
Penggunaan kata sapaan itu sangat terikat pada adat-istiadat
setempat, adat kesantunan, serta situasi dan kondisi percakapan. Itulah
sebabnya, kaidah kebahasaan sering terkalahkan oleh adat kebiasaan yang berlaku
di daerah tempat bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang. Namun, yang perlu diingat
dalam hal ini adalah cara penulisan kata kekerabatan yang digunakan sebagai
kata sapaan, yakni ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh:
(1) Adik sudah kelas berapa?
(2) Selamat pagi pro(fesor).
(3) Hari ini kapten bertugas di mana?
(4) Setelah sampai di Yogyakarta, Tuan akan menginap di mana?
BERITA
adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi,
disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada
orang ketiga atau orang banyak.
Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan
laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh
redaksi pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang
terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita.
Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita
sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek
huruf maupun yang buta huruf.
Pentingnya 5 W + 1 H dan Piramida Terbalik
Menulis berita bukan sekedar mencurahkan isi hati. Sebuah berita harus
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, aktual, dan informatif. Tidak seperti
menulis karangan yang mendayu-dayu. Kualitas berita tentu harus memenuhi
kriteria umum penulisan, yaitu 5W+1H yang sudah menjadi ‘sego jangan’ (di luar
kepala) buat seorang jurnalis. Selain syarat tersebut, sebenarya ada juga
syarat yang juga wajib dimengerti oleh seorang jurnalis, yaitu persyaratan
bentuk. Dalam jurnalistik syarat bentuk ini lebih sering dikenal dengan sebutan
‘Piramida Terbalik’. Kenapa disebut Piramida Terbalik, karena bentuknya memang
mirip dengan piramida mesir namun posisinya terbalik.
Mengapa kedua hal ini disebut sebagai dasar menulis bagi wartawan. Kedua
teknik ini juga bisa, dan memang efektif, dipakai oleh penulis non-wartawan,
termasuk bloger
5W=1H adalah singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam
bahasa Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.”
Semua unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah artikel biasa atau berita
biasa.
Artikel berbentuk berita memiliki struktur unik: Inti informasi ditulis
pada alinea awal (disebut sebagai "lead" atau "teras
berita"; biasanya satu hingga dua paragraf), data-data penting menyusul
pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan tambahan, dan diakhiri dengan
informasi lain yang bukan bersifat informasi utama. Inilah yang disebut sebagai
piramida terbalik.
Piramida Terbalik adalah sebuah struktur penulisan atau bentuk penyajian
sebuah tulisan yang umum dilakukan seorang wartawan. Kenapa harus menggunakan
metode Piramida Terbalik, tentu maksudnya adalah agar pembacara dapat segera
mengetahui inti dari berita yang ingin diketahuinya. Apalagi disaat seperti
sekarang yang serba cepat. Berita online misalkan, sebaiknya dalam menyampaikan
berita langsung ke pokok beritanya. Informasi- informasi penting (inti)
disajikan di awal paragraf, selanjutnya informasi pendukung mengikuti paragraf
berikutnya.
Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti
cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea
awal.
Bagi wartawan maupun redaktur, akan memudahkan dalam penulisan dan editing
berita, karena mereka lebih fokus pada pokok pikiran berita yang mereka
tuliskan. Sedangkan redaktur pun akan sangat mudah dalam menyunting ataupun
memotong berita, tinggal menghapus paragraf-paragraf akhir yang dianggap tidak
terlalu penting. Sedangkan bagi media dengan penulisan Piramida Terbalik ini,
akan menghemat space halaman.
Sifat Berita
1. Aktual (baru). Hal-hal yang baru lebih memiliki nilai berita dibandingkan hal-hal
yang terjadi sudah lama.
2. Jarak (jauh/ dekat). Khalayak lebih tertarik akan kejadian yang terjadi di
sekitar mereka dibandingkan dengan kejadian di tempat yang lebih jauh.
3. Penting. Sesuatu menjadi berita saat dianggap penting, karena berpengaruh
pada kehidupan langsung, contoh: UU larangan merokok.
4. Akibat. Sesuatu menjadi berita karena memiliki dampak yang besar, contoh:
penayangan film Fitna di situs YouTube.
5. Pertentangan/ konflik.
6. Seks. Contohnya seperti perceraian, perselingkuhan, dan lain sebagainya
7. Ketegangan. Contohnya seperti saat-saat pelantikan presiden.
8. Kemajuan-kemajuan. Inovasi baru atau perubahan.
9. Emosi, segala sesuatu yang apabila dikabarkan akan membuat marah, sedih,
kecewa. Contohnya: pemberitaan tentang bayi baru lahir yang ditemukan di
tempat sampah.
10.
Humor.
Bertelepon dengan Kalimat Efektif
1. Telepon sebagai Sarana Berkomunikasi
Kamu tentunya pernah
menyampaikan atau menerima suatu pesan, berita, informasi, dan sebagainya
melalui telepon, bukan? Saat ini bukan hal yang aneh dan mewah lagi, bahwa
penggunaan telepon sudah menjadi kebutuhan primer di masyarakat. Bahkan anak
kecil pun sudah banyak yang menggunakan alat komunikasi jarak jauh ini. Dalam
KBBI (2005) disebutkan bahwa telepon adalah pesawat dengan listrik dan kawat
untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya atau percakapan
yang disampaikan melalui pesawat.
Telepon merupakan sarana
komunikasi yang sangat penting peranannya
dalam kehidupan manusia. Sarana komunikasi jenis telepon ini tidak hanya
mengatasi kendala jarak dan waktu, tetapi memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Maksudnya, berkomunikasi dengan telepon dapat dilakukan kapan saja dan di mana
pun berada.
Kesantunan berbahasa dalam
bertelepon meliputi pilihan kata, ungkapan, ekspresi, dan susunan kalimat saat
berbicara.
Contoh kalimat yang efektif dan
bahasa yang santun dalam bertelepon:
1. Halo, selamat siang. Bisa
minta tolong bicara dengan Bapak Rudi?
2. Salah sambung? Oh, maaf kami
telah mengganggu Bapak.
2. Tata Cara Bertelepon
Cara menelepon yang
menyenangkan dan efisien berpengaruh terhadap citra kepribadian seseorang
maupun kewibawaan suatu instansi. Berikut beberapa tata cara yang perlu kamu
perhatikan dalam bertelepon.
a . Jika kamu sebagai
penelepon, hendaknya memerhatikan hal-hal berikut.
1) Meyakinkan kebenaran nomor telepon yang hendak dihubungi agar
tidak salah sambung.
2) Menyiapkan pokok pembicaraan yang akan disampaikan agar
pembicaraan tidak melantur.
3) Pembicaraan dilakukan dengan singkat dan jelas.
b. Jika kamu sebagai penerima
telepon, hendaknya memerhatikan hal-hal berikut.
1) Memerhatikan keadaan dan berbicara dengan sopan serta ramah saat
menerima telepon.
2) Menyediakan
alat untuk mencatat hal-hal penting
Bagian-bagian dalam percakapan melalui telepon:
1) salam pembuka (perkenalan catat
saat menerima telepondiri),
2) pembuka percakapan,
3) Menyebutkan
identitas
4) Bertanya
dengan sopan maksud penelepon
5) inti pembicaraan dicatat.
6) penutup diri.
7) salam penutup.
3.Memerankan Percakapan Melalui Telepon
1. Kamu diajak untuk melakukan kegiatan di bawah ini.
2. Memerankan percakapan melalui telepon dengan menggunakan teks
percakapan pada contoh di atas.
Menyusun teks percakapan melalui telepon dengan ilustrasi
berikut.
- Bentuklah kelompok dalam
kelasmu yang terdiri atas empat orang!
- Kamu menelepon temanmu
bernama Diana untuk meminta buku komik yang dipinjamnya seminggu yang lalu.
Akan tetapi, saat itu Diana tidak ada di rumah dan penerima telepon adalah Ibu
Dewi.
Kamu lalu menitip pesan kepada
Ibu Dewi agar Diana segera mengembalikan buku itu.
3 . Berdasarkan hasil
tulisanmu, praktikkan di depan kelas dengan teman pasanganmu! Guru akan
menunjuk dua pasang siswa untuk mempraktikkan di depan kelas.
4. Latihan Bertelepon
Perankan contoh teks percakapan
berikut di depan kelas bersama temanmu! Gurumu akan menunjuk tiga pasang siswa
untuk memerankannya.
Dodi
: “Halo, selamat pagi.”
Ibu
Ratna : “Selamat pagi.”
Dodi
: “Benarkah ini nomor 8977878, rumah Ibu Ratna? Ini dari Dodi.”
Ibu
Ratna : “Benar, Dodi. Apakah Ibu bisa membantu?”
Dodi
: “Maaf, Bu. Hari ini saya tidak masuk sekolah. Saya sakit, Bu. Saya mohon izin
dulu dan surat izinnya saya titipkan Lulu.”
Ibu
Ratna : “Ya, baik. Beristirahatlah yang cukup supaya lekas sembuh.”
Dodi
: “Terima kasih, Bu. Saya rasa cukup sekian dulu. Selamat pagi.”
Ibu
Ratna : “Terima kasih kembali. Selamat pagi.”
KARANGAN NARASI
Karangan merupakan
karya catat hasil dari aktivitas seseorang untuk mengungkap ide serta
menyampaikanya melewati bahasa catat pada pembaca untuk dipahami. lima type
karangan yang umum didapati dalam sehari-harinya yaitu narasi, gambaran,
eksposisi, argumentasi, serta persuasi.
NARASI dengan sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. pada narasi ada momen atau perihal dalam satu urutan waktu. didalam perihal itu ada juga tokoh yang menghadapi satu konflik. ketiga unsur berbentuk perihal, tokoh, serta konflik merupakan unsur pokok sesuatu narasi. bila ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu dimaksud plot atau alur. lantas, narasi yaitu cerita yang di uraikan menurut plot atau alur.
narasi bisa diisi fakta atau fiksi. narasi yang diisi fakta dimaksud narasi ekspositoris, namun narasi yang diisi fiksi dimaksud narasi sugestif. perumpamaan narasi ekspositoris yaitu biografi, autobiografi, atau cerita pengalaman. namun perumpamaan narasi sugestif yaitu novel, cerpen, cerbung, maupun cergam.
pola narasi dengan sederhana berupa susunan dengan urutan awal – sedang – akhir.
• awal narasi umumnya diisi pengantar yakni memperkenalkan situasi serta tokoh. sisi awal mesti dibikin menarik supaya bisa mengikat pembaca.
• sisi sedang merupakan sisi yang memunculkan satu konflik. konflik lantas diarahkan menuju klimaks cerita. sesudah konfik timbul serta meraih klimaks, dengan berangsur-angsur cerita dapat mereda.
• akhir cerita yang mereda ini mempunyai langkah pengungkapan berbagai macam. ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada juga yang berupaya menggantungkan akhir cerita mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
langkah menyusun narasi ( terlebih yang berupa fiksi ) condong dikerjakan melewati sistem kreatif, diawali dengan melacak, mendapatkan, serta menggali ide oleh dikarenakan itu, cerita dirangkai gunakan rumus 5 w + h, yang bisa disingkat jadi adik simba.
. ( what ) apa yang dapat dikisahkan,
2. ( where ) dimana seting/lokasi ceritanya,
3. ( when ) kapan peristiwa-peristiwa berjalan,
4. ( who ) siapa pelaku ceritanya,
5. ( why ) kenapa peristiwa-peristiwa itu berlangsung, dan
6. ( how ) bagaimana cerita itu di uraikan.
NARASI dengan sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. pada narasi ada momen atau perihal dalam satu urutan waktu. didalam perihal itu ada juga tokoh yang menghadapi satu konflik. ketiga unsur berbentuk perihal, tokoh, serta konflik merupakan unsur pokok sesuatu narasi. bila ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu dimaksud plot atau alur. lantas, narasi yaitu cerita yang di uraikan menurut plot atau alur.
narasi bisa diisi fakta atau fiksi. narasi yang diisi fakta dimaksud narasi ekspositoris, namun narasi yang diisi fiksi dimaksud narasi sugestif. perumpamaan narasi ekspositoris yaitu biografi, autobiografi, atau cerita pengalaman. namun perumpamaan narasi sugestif yaitu novel, cerpen, cerbung, maupun cergam.
pola narasi dengan sederhana berupa susunan dengan urutan awal – sedang – akhir.
• awal narasi umumnya diisi pengantar yakni memperkenalkan situasi serta tokoh. sisi awal mesti dibikin menarik supaya bisa mengikat pembaca.
• sisi sedang merupakan sisi yang memunculkan satu konflik. konflik lantas diarahkan menuju klimaks cerita. sesudah konfik timbul serta meraih klimaks, dengan berangsur-angsur cerita dapat mereda.
• akhir cerita yang mereda ini mempunyai langkah pengungkapan berbagai macam. ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada juga yang berupaya menggantungkan akhir cerita mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
langkah menyusun narasi ( terlebih yang berupa fiksi ) condong dikerjakan melewati sistem kreatif, diawali dengan melacak, mendapatkan, serta menggali ide oleh dikarenakan itu, cerita dirangkai gunakan rumus 5 w + h, yang bisa disingkat jadi adik simba.
. ( what ) apa yang dapat dikisahkan,
2. ( where ) dimana seting/lokasi ceritanya,
3. ( when ) kapan peristiwa-peristiwa berjalan,
4. ( who ) siapa pelaku ceritanya,
5. ( why ) kenapa peristiwa-peristiwa itu berlangsung, dan
6. ( how ) bagaimana cerita itu di uraikan.
Naras Fiksi dan Non Fiksi
Sebagaimana defnisi karangan narasi di atas, membedakan karangan narasi menjadi dua bagian fiksi dan non fiksi dapat lebih memperjelas bentuk karangan narasi.
Karangan narasi fiksi ialah karangan narasi yang mengisahkan cerita, peristiwa, atau kejadian tidak nyata sesuai dengan imajinasi penulis. Masuk dalam kategori ini adalah karangan narasi dalam bentuk tulisan novel, cerpen, legenda, dan lain-lain. Sebaliknya, karangan narasi non fiksi berupa cerita, kejadian, atau peristiwa yang nyata berdasarkan investigasi (penyelidikan), observasi (pengamatan langsung), atau riset referensi. Masuk dalam kategori ini adalah karangan narasi dalam bentuk penulisan sejarah, biografi, autobiografi, berita (baik straight news maupun depth news), dan lain-lain.
Tujuan Menulis Karangan Narasi
Dalam setiap bentuk penulisan, penulis tentu melakukannya dengan tujuan tertentu. Untuk karangan narasi, setidaknya karangan tersebut bisa berfungsi untuk; 1) memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan; dan 2) Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
Ciri-Ciri Karangan Narasi
Pembaca dapat dengan mudah menemukan sebuah tulisan dalam bentuk karangan narasi, sebagaimana unsur penting yang ada dalam karangan narasi di atas. Dalam bentuk yang sederhana, penulis atau pembaca juga dapat melihat berdasar cirri khasnya. Ada banyak ciri-ciri yang bisa menunjukkan bahwa sebuah tulisan adalah tulisan narasi. Setidaknya beberapa hal berikut bisa menjadi di antara tanda tulisan narasi:
1. Terdapat perbuatan atau tindakan yang mengakibatkan masalah dan penyelesaian.
2. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
3. Dirangkai dalam urutan waktu.
4. Berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”
5. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
6. Ada konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik
7. Memiliki nilai estetika
8. Terkadang dibumbuhi dengan sudut pandang penulis
Jenis-jenis narasi
Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)
Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Narasi Sugestif
Narasi informatif
Kalimat Langsung dan
Tidak Langsung
Pengertian Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan
atau ujaran orang lain. Kalimat hasil kutipan pembicaaraan seseorang persis
seperti apa yang dikatakannya. Bagian ujaran/ucapan diberi tanda petik (“….” )
dapat berupa kalimat perintah, berita, atau kalimat tanya.
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan
ucapan atau ujaran orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat tak langsung
semuanya berbentuk kalimat berita
:: Ciri-Ciri Kalimat Langsung dan Tidak Langsung ::
Ciri- ciri Kalimat Langsung:
1. Bertanda petik dalam bahasa tertulis.
2. Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
3. Berkemungkinan susunan :
a. pengiring/kutipan
b. kutipan/pengiring
c. kutipan/pengiring/kutipan
4. Huruf pertama pada petikan
langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
5. Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.
6. Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).
7. Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.
8. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
5. Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.
6. Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).
7. Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.
8. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
Ciri- ciri kalimat tidak langsung:
a. Tidak bertanda petik.
b. Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.
c. Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
+ kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
+ kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.
+ kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
d. Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dan sebagainya.
e. Bagian kutipan semuanya berbentuk kalimat berita.
./ Contoh Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Setelah kita mengenal mulai dari
devinisi dan ciri-ciri kalimat langsung dan tidak langsung, dibawah ini
beberapa contoh kalimat langsung dan tidak langsung juga sebagai pelengkap
setelah kita belajar langsung pada prakteknya dari merubah kata langsung
menjadi tidak langsung maupun sebaliknya.
:: Contoh kalimat langsung ::
Berikut beberapa contoh kalimat langsung:
1. Robi berkata, “Panas sekali cuaca hari ini”.
2. “Tolong ambilkan obat!” kata Ibu kepada Rani.
3. “Kamu harus isitirahat yang cukup dan jangan dulu keluar rumah selama beberapa hari,”kata dokter kepadaku.
4. Bu Guru bertanya, “Diantara kalian, siapa yang bercita-cita ingin menjadi astronot?”
5. Desmon berkata,” Ani nanti pulangnya saya antar!”
6. ” Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.
7. ” Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria.
8. ” Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.
2. “Tolong ambilkan obat!” kata Ibu kepada Rani.
3. “Kamu harus isitirahat yang cukup dan jangan dulu keluar rumah selama beberapa hari,”kata dokter kepadaku.
4. Bu Guru bertanya, “Diantara kalian, siapa yang bercita-cita ingin menjadi astronot?”
5. Desmon berkata,” Ani nanti pulangnya saya antar!”
6. ” Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.
7. ” Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria.
8. ” Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.
:: Contoh kalimat tidak langsung ::
1. Robi mengatakan bahwa cuaca hari ini panas sekali.
2. Ibu mengatakan kepada Rani untuk mengambilkan obat.
2. Ibu mengatakan kepada Rani untuk mengambilkan obat.
Dokter berkata kepadaku bahwa aku harus istirahat yang
cukup dan tidak keluar rumah selama beberapa hari.
4. Bu Guru menanyakan kepada kami adakah diantara kami yang bercita-cita menjadi astronot.
5. Desmon mengatakan bahwa dia nanti akan mengantarkan Ani kalau pulang.
6. Hamid menanyakan tentang kapan bukunya saya kembalikan.
7. Tria meminta agar dia dibelikan mobil baru.
8. Hamid berkata bahwa dia akan datang nanti malam.
9. Dani mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas.
Perubahan Kata Ganti Kalimat Langsung ke Tak Langsung
Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:
Kata Ganti Kalimat Langsung —> Kata Ganti Kalimat Tak Langsung
Saya —> Dia
Kamu —> Saya
Kalian —> Kami
Kami —> Mereka
Kita —> Kami
4. Bu Guru menanyakan kepada kami adakah diantara kami yang bercita-cita menjadi astronot.
5. Desmon mengatakan bahwa dia nanti akan mengantarkan Ani kalau pulang.
6. Hamid menanyakan tentang kapan bukunya saya kembalikan.
7. Tria meminta agar dia dibelikan mobil baru.
8. Hamid berkata bahwa dia akan datang nanti malam.
9. Dani mengatakan supaya saya membatu dia menyelesaikan tugas.
Perubahan Kata Ganti Kalimat Langsung ke Tak Langsung
Dalam perubahan bentuk ini perhatikan perubahan kata gantinya:
Kata Ganti Kalimat Langsung —> Kata Ganti Kalimat Tak Langsung
Saya —> Dia
Kamu —> Saya
Kalian —> Kami
Kami —> Mereka
Kita —> Kami
Gagasan
Utama
Gagasan
utama adalah
pikiran utama yang terdapat dalam bacaan. Sebuah paragraf selalu memiliki
kalimat utama yang menjadi gagasan utamanya. Gagasan utama disebut juga gagasan
pokok, pikiran
utama, pokok
pembicaraan, pokok
pikiran, tema, atau topik. Bersama dengan gagasan penjelas,
gagasan pokok menjadi inti sebuah paragraf.
Strategi dan
Tips dalam Menentukan Gagasan Utama dalam Paragraf
Kalimat utama dalam satu paragraf selalu terletak di
awal atau di akhir paragraf, kecuali pada paragraf deskripsi. Pada paragraf
deskripsi, kalimat utama dapat berada di tengah paragraf.
Perhatikanlah
contoh paragraf berikut ini!
Puluhan gedung Puskesmas di tingkat kecamatan dan kelurahan di Jakarta Timur
ada dalam kondisi tidak baik. Beberapa di antaranya memiliki bangunan yang
hampir runtuh. Sebanyak 53 Puskesmas dari 88 bangunan sudah mulai rusak.
Kebanyakan tembok Puskesmas sudah mulai retak dan kusennya dimakan rayap.
Gagasan pokok paragraf di atas adalah puluhan
Puskesmas di Jakarta Timur rusak.
Contoh
kalimat utama di awal paragraf
Puluhan gedung Puskesmas di tingkat kecamatan dan kelurahan di Jakarta Timur
ada dalam kondisi tidak baik. Beberapa di antaranya memiliki bangunan yang
hampir runtuh. Sebanyak 53 Puskesmas dari 88 bangunan sudah mulai rusak.
Kebanyakan tembok Puskesmas sudah mulai retak dan kusennya dimakan rayap.
Contoh
kalimat utama di akhir paragraf
Orang yang merokok akan terkena penyakit jantung. Selain itu, paru-paru juga
yang akan terganggu. Dampak yang lain berkaitan dengan keturunan. Seseorang
perokok sangat berpotensi mengalami kemandulan. Bagi ibu hamil, jika dia
perokok, janin dalam kandungannya akan mengalami gangguan. Itulah bahaya
merokok.
Pengertian Paragraf
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan
yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan
pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
Paragraf juga sering disebut denganalinea. Alinea menjadi bagian sebuah
karangan yang penulisannya dimulai dengan garis baru. Semoga mengerti
Gagasan utama paragraf lazim
disebut ide pokok paragraf atau pokok pikiran paragraf atau pikiran
utama paragraf. Gagasan utama paragraf
adalah gagasan yang terdapat di dalam kalimat utama, yang diperjelas oleh gagasan penjelas, dan yang menjadi
inti/pokok pembahasan suatu paragraf. Oleh karena itu, gagasan utama paragraf
itu sama dengan ide pokok paragraf, pokok pikiran paragraf, atau pikiran utama paragraf.
Gagasan penjelas paragraf
adalah gagasan yang terdapat di dalam kalimat penjelas, yang berfungsimemperjelas gagasan utama, dan tidak menjadi inti/pokok pembahasan suatu paragraf.
Gagasan penjelas bisa berupa contoh-contoh, bukti-bukti, data-data,
fakta-fakta, penjabaran, detail, dan lain
sebagainya yang digunakan untuk memperjelas gagasan utama.
Contoh:
(1) Rumah
temanku sungguh tampak mewah mengagumkan. (2) Dinding-dinding rumah bagian
dalam dihiasi permata. (3) Lantainya terbuat dari marmer. (4) Pintu-pintu kamar
terbuat dari emas. (5) Meja kursi terbuat dari bahan alumunium dan monel.
Antara gagasan dan
kalimat itu ibarat nyawa dan raganya. Kalimat adalah raga atau fisiknya,
sedangkan gagasan adalah nyawa atau ruhnya. Tadi sudah dibahas bahwa kalimat
utama dalam paragraf contoh tersebut adalah kalimat 1, sedangkan kalimat
penjelasnya adalah kalimat 2 s.d. 5. Oleh karena itu, gagasan utama paragraf
tersebut adalah rumah temanku mewah mengagumkan(gagasan kalimat 1),
sedangkan gagasan penjelasnya adalah dinding rumah dihiasi permata, lantai
terbuat dari marmer, pintu kamar terbuat dari emas, dan meja-kursi
terbuat dari alumunium dan monel (gagasan kalimat 2 s.d. 5).
Contoh:
(1) Selama Mei
2010 ini Aremania mengumpulkan dana sumbangan. (2) Dana yang terkumpul itu
dibelikan beragam bahan kebutuhan hidup, seperti beras, gula, teh, kopi, mie
instan, dan lain-lain. (3) Setelah itu, bahan-bahan tersebut mereka bagi-bagikan
ke berbagai panti asuhan. (4) Hal itu membuktikan, Aremania adalah suporter
yang memiliki kepedulian sosial.
Sebelumnya, sudah kita bahas bahwa kalimat utama dalam
paragraf contoh tersebut adalah kalimat 4, sedangkan kalimat penjelasnya adalah
kalimat 1, 2, dan 3. Oleh karena itu, gagasan utama paragraf tersebut adalah Aremania
adalah suporter yang memiliki kepedulian sosial (gagasan kalimat 4),
sedangkan gagasan penjelasnya adalah Aremania mengumpulkan dana
sumbangan, dana yang terkumpul dibelikan beragam bahan kebutuhan
hidup, dan bahan-bahan kebutuhan hidup dibagikan ke berbagai panti
asuhan (gagasan kalimat 1, 2, dan 3).